empty
 
 
18.01.2022 09:03 AM
CEO ARK Invest, Cathie Wood, nyatakan Nasdaq dan S&P 500 akan mengalami koreksi besar

This image is no longer relevant

Indeks saham utama AS mengakhiri Senin tanpa perubahan besar. Pasar saham terus kembali mengalami tahap koreksi. Koreksi saat ini agak lemah, karena penurunan kumulatif dari titik tertinggi sepanjang masa kecil dan indeks belum mencapai posisi terendah lokal sebelumnya. Meski demikian, sebagian besar pakar memperkirakan koreksi akan berlanjut pada tahun ini. Seperti yang disebutkan sebelumnya, tahun 2022 menjanjikan akan sangat menantang bagi pasar saham karena Fed akan menaikkan suku bunga utamanya beberapa kali dan menghentikan program QE pada bulan Maret. Dengan demikian, aliran dana ke pasar saham akan menyusut, dan laba atas aset lain yang kurang berisiko akan meningkat. Ini, pada gilirannya, akan kembali mengurangi permintaan saham. Pandangan ini diamini oleh banyak pelaku pasar, termasuk Catherine Wood, chief executive officer ARK Investment. Pendiri ARK tersebut mengatakan bahwa Nasdaq dan S&P 500 lebih mengecewakan investor yang ingin kembali dalam jangka panjang, karena indeks-indeks saham tersebut terlalu dinilai terlalu tinggi. Dia menarik perhatian pada saham perusahaan inovatif (misalnya, ETF). Menurutnya, saham-saham tersebut bisa mendatangkan keuntungan besar.

Pada saat yang sama, beberapa pelaku pasar percaya bahwa The Fed tidak akan mampu mengendalikan inflasi dengan bantuan langkah-langkah yang telah direncanakan untuk tahun ini. Menurut banyak ahli, kenaikan suku bunga dan penarikan stimulus moneter tidak akan membantu menyelesaikan masalah rantai pasokan dan meredakan dampak pandemi terhadap ekonomi, permintaan, dan penawaran. Dengan demikian, inflasi AS mungkin akan tetap tinggi hingga akhir tahun 2022. Untuk saat ini, sulit untuk memprediksi reaksi investor dan trader terhadap fakta ini. Jika inflasi kembali turun ke 2% pada akhir tahun ini, pasar saham pasti akan terkoreksi signifikan. Jika inflasi tetap tinggi, permintaan saham-saham paling populer akan terdorong, yang pendapatannya ditentukan oleh pertumbuhan konstan nilainya, bukan oleh pembayaran dividen. Dengan kata lain, jika inflasi tinggi, saham Apple atau Microsoft (dan saham benchmark lainnya) kemungkinan besar akan terus naik, menjaga indeks saham utama agar tidak turun drastis. Jadi, sekarang banyak hal bergantung pada tingkat inflasi yang akan coba dipengaruhi pejabat Fed. Tercatat, mayoritas anggota Fed mengatakan mereka siap mendukung setidaknya tiga kenaikan suku bunga pada tahun 2022, dan beberapa pejabat mendukung empat kenaikan. Inflasi naik menjadi 7%. Untuk saat ini, Fed sepertinya tidak akan memperlambat pertumbuhannya.

Tidak bisa bicara sekarang?
Tanyakan pertanyaan anda lewat chat.