Lihat juga
Dolar Amerika terus memperkuat posisinya, hal ini terutama terlihat pada pasangan dengan euro dan yen Jepang.
Sikap Presiden Trump yang agak campur aduk dalam menyelesaikan hubungan dagang dengan Tiongkok terus menjauhkan pembeli aset berisiko. Ketidakpastian seputar prospek penyelesaian perjanjian dagang memberikan pengaruh yang menahan sentimen para investor, sehingga banyak orang mengambil posisi menunggu hingga situasi menjadi lebih jelas. Dalam konteks ini, volatilitas di pasar valuta asing tidak setinggi sebelumnya. Para trader akan terus merespons informasi baru mengenai negosiasi dagang AS-Tiongkok dengan sensitif.
Pagi ini, tidak ada laporan dari Zona Euro, sehingga semua perhatian akan kembali tertuju pada pidato lain dari Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde. Para trader akan mengamati dengan cermat komentarnya atas prospek inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan langkah-langkah kebijakan moneter di masa depan. Pasar mengantisipasi sinyal yang menunjukkan seberapa khawatir bank sentral terhadap perlambatan inflasi dan apakah siap untuk melonggarkan kebijakan lebih lanjut jika diperlukan. Reaksi pasar terhadap pidato Lagarde kemungkinan akan bergantung pada nada pernyataannya. Jika dia menyatakan kekhawatiran terhadap risiko ekonomi dan menyatakan bahwa ECB bersedia mengambil langkah tambahan untuk merangsang ekonomi, euro mungkin akan tertekan.
Mengenai pound, fokus para trader akan beralih ke Indeks Harga Konsumen Inggris. Angka inflasi yang tinggi dapat mendorong Bank of England untuk mempertahankan sikap hawkish terhadap suku bunga, yang pada akhirnya dapat memperkuat pound Inggris. Sebaliknya, angka inflasi yang rendah dapat membuat bank sentral mempertimbangkan pelonggaran moneter, yang dapat melemahkan pound, tetapi merangsang ekonomi.
Jika data sesuai dengan ekspektasi para ekonom, sebaiknya lanjutkan dengan menggunakan strategi Mean Reversion. Jika data ternyata jauh lebih tinggi atau lebih rendah daripada yang diharapkan, pendekatan terbaik adalah menggunakan strategi Momentum.