JPMorgan Chase, salah satu bank investasi terbesar, memperluas penawaran trading algoritmiknya kepada investor Departemen Keuangan AS, bertaruh pada potensi tinggi dari strategi trading ini. Para analis di JPMorgan meyakini bahwa kekuatan komputasi dapat membantu kliennya berhasil di pasar obligasi terbesar dunia. Teknologi algoritmik menganalisis harga obligasi di berbagai tempat untuk menentukan cara terbaik untuk memperdagangkannya. Namun, strategi ini tidak begitu banyak digunakan. Misalnya, perdagangan algo sangat jarang terjadi di Forex. Sementara itu, situasinya berubah karena lebih banyak platform untuk trading Treasury muncul dalam beberapa tahun terakhir. Trading otomatis harus meningkatkan jumlah trading, membuat eksekusinya lebih mudah dan mengurangi selisih antara harga bid dan ask. Di sisi lain, trading algoritmik dapat berkontribusi pada volatilitas tinggi terutama saat pasar tertekan. Kerangka eksekusi algo dirancang untuk memperdagangkan kelas aset apa pun. Awalnya, tidak ada permintaan yang kuat untuk alat trading ini, tetapi kini meningkat secara signifikan di berbagai tempat trading dan terus mendapatkan daya tarik.